Sadness Part 3 (Full Part)

Standard

Author : Nisa Ayu Thayalisha Hadi (Nam Hyen Hyo)

Cast :

Cho Kyuhyun

Nam Hyen Hyo

Jang Hye Ri

Lee Jonghyun (CN BLUE)

Title : Sadness Part 3 (Full Version)

Length : on going~

Genre : Romance, Angst

Rating : PG-13

Disclaimer : The casts are belong to God, and this Fan Fiction is belong to me kekekeke~ i own this plot ok?

Note : This is pure my imagination.

Credit Poster : cutepixie@darkreflection.so-pink.org

===============================================================

 

Preview

“Seluruh orang kaya bisa mendapatkan apa yang mereka mau, bukankah itu sangat beruntung?”

Orang kaya? Ah! benar juga! Kenapa perkataan anak ini selalu benar dari tadi? Orang kaya memang selalu bisa mendapatkan apapun. Karna mereka bersikap seolah mereka yang berkehendak di dunia ini. Hanya dengan uangnya yang berlimpah, semua orang menunduk padanya.

“Contohnya seperti orang tua suamimu itu! Mereka ingin anaknya menikah dengan pacarku, dan mereka bisa melakukannya tanpa harus melakukan usaha yang keras. Hanya tinggal menyodorkan uang atau jaminan perusahaan, pasti akan langsung diterima!”

Benar, semuanya benar!

“Semua pernyataanmu benar. Semua orang kaya bisa mendapatkan apapun yang mereka inginkan! Bahkan bisa dibilang, mereka juga bisa menaklukkan dunia!”

“Noona, mianhae. Bukan maksudku membuatmu bersedih, tolong jangan sedih lagi”

Tanpa sadar, acara pernikahan Kyuhyun dan juga Hye Ri sudah selesai. Mereka berdua sudah resmi menikah. Sudah resmi menjadi suami-istri. Hye Ri sudah secara sah menjadi istri kedua Kyuhyun. Dan mulai saat ini, kehidupan baruku-pun. Dimulai.

=================================================================================

Aku menelengkan kepalaku ke kanan dan ke kiri dengan tangan kananku yang menyentuh tengkukku. Hari ini melelahkan. Bukan hanya fisikku, tapi hatiku pun lelah. Kau tau? Aku rasa aku adalah wanita terhebat yang pernah ada. Aku merasa aku adalah wanita terkuat saat ini. Ya. Untuk saat ini.

Hye Ri mendudukkan badannya di sofa dengan nafasnya yang tersengal-sengal dan mimik muka kesal. Sementara Kyuhyun memegang dasinya untuk melonggarkannya dan tersenyum ke arahku. Dia berjalan ke arahku sambil melepaskan dasinya.

“Kau lelah?” dia membelai rambut panjangku yang memang ku biarkan tergerai saat upacara pernikahan tadi. Aku segera menggeleng dan meladeni perkataannya “Ani. Kau yang lelah. Hahaha. Hye Ri-ssi, kau lelah bukan? Sini biar aku bantukan untuk melepaskan gaun dan cepat mandi. Pasti badanmu lengket semua” aku meninggalkan Kyuhyun yang tadi berdiri di hadapanku dan menghampiri sofa yang di duduki Hye Ri.

“Kau tidak menawarkanku?” tanya Kyuhyun.

“Kau bagiannya nanti saja. Agak malaman, oke?” aku tersenyum jahil dan dilanjutkan dengan evil smirk Kyuhyun yang sangat khas.

                                                                        ***

“Unnie, apa kau tidak merasa sedih dengan adanya aku disini sekarang?”

“Ani” jawabku enteng sambil menarik resleting gaunnya kebawah. Aku melepaskan gaunnya pelan-pelan dan segera menggantungkannya di balik pintu.

“Jeongmal?” aku tersenyum tipis dan mengangguk menanggapi pertanyaannya yang sekiranya ragu akan perasaanku saat ini. Tapi jika aku bilang bahwa aku sedih sekarang, aku tidak mau membuatnya risau seperti perasaanku sekarang. Kau tau? Merasakan hal seperti ini membuat diriku lelah walaupun tidak melakukan apapun.

“Cepat mandi! Sudah malam” suruhku.

Sementara Hye Ri yang sedang menggunakan kamar mandi untuk membersihkan badannya, aku bergegas kedapur dan berusaha menyiapkan makanan seadanya, untuk kita bertiga tentunya. Walaupun badanku hari ini rasanya seperti hampir remuk semua, tapi semuanya akan aku lakukan demi membuat Kyuhyun senang. Ingat, hanya Kyuhyun. Satu-satunya pria yang masih membuatku merasa kuat dan harus terus bertahan di dunia ini sekalipun Tuhan memberikanku siksaan yang begitu berat dan tiada habisnya.

Tiba-tiba Kyuhyun melingkarkan tangannya di perutku, dengan manjanya dia menyandarkan dagunya di bahuku dan berkata lembut “Aku lapar. Aku ingin makan masakanmu jagi” aku hanya tersenyum tipis dan mengangguk sebentar. Kyuhyun melepaskan pelukannya dan berkacak pinggang, memamerkan senyum khasnya yang sudah 5 tahun ini menjadi bius hidupku.

“Bisa tidak kau tidak usah tersenyum seperti itu?”

“Wae?” tanya Kyuhyun bingung. Senyumnya sirna dan diganti dengan raut wajah bingung sekaligus heran. “Aku jadi ingin menciummu!” Aku berjinjit dan mencium pipi Kyuhyun singkat lalu mengambil celemek yang ada di hadapanku. “Aku akan memasak untukmu, Cho Kyuhyun-ku tersayang” ucapku manja sambil mengelus-ngelus pipinya. Dia tersenyum lagi, senyum yang menjadi canduku Ia keluarkan lagi. Tapi tanpa di duga, senyumnya langsung hilang dan raut wajahnya berubah menjadi seperti iblis, tangannya dengan kasar menggapai pipiku dan menghimpit kedua pipiku sampai bibirku maju. Aku menautkan kedua alisku, heran akan sikap Kyuhyun yang tiba-tiba berubah dan mendadak kasar seperti ini.

Tuhan, aku tidak pernah merasakan Kyuhyun menyakitiku seperti ini semenjak 3 tahun kami menikah.

“Aku gemas padamu Hyen-aaaahhh” dia menggoyang-goyangkan kepalaku ke kanan dan ke kiri lalu langsung beranjak kabur dari dapur –mungkin untuk menghindari beberapa peralatan dapur yang tentunya nanti akan mendarat dengan mulus di seluruh badannya termasuk kepalanya.

“YA! CHO KYUHYUUUN!!!” teriakku kesal.

                                                                        ***

“Oppa…. ini masakanku loh!” bangga Hye Ri sambil mengacungkan piring yang berisikan makanan bikinannya lalu menaruhnya di atas meja. Kyuhyun terlihat acuh, tapi sungguh, walaupun sepertinya Kyuhyun biasa saja, hatiku tetap merasa sakit. Hye Ri istri Kyuhyun juga. Sama sepertiku.

“Hyen-ah, yang mana masakanmu?” tanya Kyuhyun sambil menggetok-getokkan sendok dan garpunya di atas piring. Menimbulkan suara yang mendenting dan terdengar nyaring di telinga. Aku segera memberikan piring yang berisikan makanan buatanku kehadapan Kyuhyun dan dengan cepat Ia memindahkan sebagian lauk itu ke dalam piringnya tanpa mengambil makanan buatan Hye Ri sedikitpun. Hye Ri tampak menggembungkan pipinya kesal melihat Kyuhyun yang sudah dengan lahapnya menyantap makananku. Sekilas aku tersenyum melihat kedua orang yang sedang ada di hadapanku sekarang ini. Dengan tenang, aku mengambil piring yang berisikan masakan Hye Ri dan menyendokkannya lalu menaruhnya di piringku.

“Makanlah” aku memberikan piring tadi kepada Hye Ri yang tengah menggigit garpu sambil menggembungkan pipinya dan menatap Kyuhyun tajam. Hye Ri melihatku dengan tatapan memelas dan mencibirkan bibirnya seolah merasa sedih melihat sikap Kyuhyun yang dengan jelas-jelas terlalu mencampakkannya sekarang. Aku menggigit bibir bawahku menahan tawa dan melahap makanan yang ada di hadapanku agar tawaku tidak keluar.

Ya! Jangan salah paham! Disini aku tertawa bukan karna aku merasa senang melihat Hye Ri yang di campakkan oleh Kyuhyun, tapi aku merasa, pemandangan yang ada di hadapanku kali ini terlalu lucu dan membuatku lupa akan sakit di hatiku untuk sementara.

Tuhan, aku tau ini belum apa-apa. Aku tau ini adalah terakhir kalinya kau bisa membuatku tertawa sebelum akhirnya aku benar-benar jatuh ke dalam kesengsaraan yang telah kau tetapkan. Ucapku dalam hati.

“Hye Ri, kau tidur di kamar depan saja, tidak apa kan?” Ujar Kyuhyun membuyarkan lamunanku. Aku menatap Hye Ri dalam, menunggu apa jawaban yang akan terlontar dari mulut mungilnya.

Dia tersenyum sebelum menjawab “Pasti oppa! Aku akan tidur sendiri ko^^ kalau kau ingin tidur, tidur saja. Hyen-unnie juga tidur saja. Biar nanti piring-piring ini aku yang bereskan!”

“Kau ini pasti lelah sekali, biar aku saja yang membereskannya. Lebih baik kau tidur saja!” cegahku saat melihat Hye Ri sudah meringkas piring-piring kotor yang ada di meja makan.

“Tidak unnie, biar aku saja”

“Aa, begini saja! Kita berdua saja yang membereskannya. Dan kau Tuan Cho Kyuhyun, suamiku tersayang, tidurlah^^ aku akan segera menyusul” aku melambaikan tanganku sebentar dan langsung membantu Hye Ri untuk memindahkan semua piring kotor yang ada di atas meja makan menuju dapur untuk di cuci.

Sementara Kyuhyun yang sudah berjalan menuju kamar, aku dan Hye Ri berjalan menuju dapur untuk mencuci semua piring dan membereskannya.

“Unnie, kenapa Cho Kyuhyun-mu itu sama sekali tidak ingin menghargaiku? Tch! Kau tau? Tadi aku sakit hati dengan sikapnya! Menanggapiku sedikit saja tidak!” omel Hye Ri yang berhasil membuatku tertawa. “Dia memang seperti itu” tanggapku singkat. Tidak mungkin kan jika aku sekarang bilang padanya “Mana mungkin Kyuhyun mau menerima masakanmu selagi ada masakanku disana” Hey! Aku bukan orang sekejam itu!

Ting Tong….

“Biar aku yang buka!” aku segera mencuci tanganku dan mengelapnya singkat dengan lap yang ada di hadapanku saat ini. Selagi aku membuka pintu, Hye Ri melanjutkan membantuku –mencuci piring.

Aku berjalan menuju pintu utama rumah ini, membuka pintunya perlahan dan 2 orang wanita tengah berdiri dengan tegaknya di hadapanku saat ini. Jujur awalnya aku memang merasa sedikit takut dan bingung harus melakukan apa. Aku tersenyum dan membungkukkan badanku sedikit “Umma, unnie, silahkan masuk” aku mempersilahkan umma dan noona-nya Kyuhyun untuk masuk. Umma Kyuhyun melewatiku begitu saja seolah dia tidak melihat keberadaanku disini yang tengah berdiri membukakan pintu untuknya. Ah Ra-unnie tersenyum padaku dan mencubit perutku kecil lalu tersenyum lagi sambil menjulurkan lidahnya. Kali ini senyuman yang penuh arti padaku.

“Umma, kau ingin minum apa?” tanyaku seraya mengikuti langkah kaki umma Kyuhyun di belakangnya.

“Hye Ri…. Kyuhyun…..” panggil umma Kyuhyun dengan lancang dan keras, membuatku memejamkan mata karna kaget.

Hye Ri langsung keluar dari dapur, begitupun dengan Kyuhyun yang kulihat tengah menutup pintu kamarnya. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, aku tau dia kesal. Aku tersenyum pada Kyuhyun dan mengangguk.

“Umma, silahkan duduk, akan aku buatkan teh untukmu” ucapku lembut.

“Aa, Hye Ri-ssi, bagaimana? Lelah kah hari ini? Oh ya, bisakah kau membuatkanku teh? Aku ingin sekali merasakan bagaimana teh buatan menantuku tersayang^^” kata-kata barusan membuatku berhenti melangkahkan kakiku lagi. Aku berdiri mematung, rasanya tubuhku beku saat ini. Yang bisa aku simpulkan sekarang, umma Kyuhyun sedari tadi memang benar-benar tidak menganggapku ada. Baik secara fisik maupun ucapan yang terus aku ucapkan selama tadi. Dia tidak mendengarnya. Melihatku berada di dekatnya saja tidak. Dan kau tau? Rasanya tidak dianggap oleh seseorang yang menjadi bagian sangat penting untuk kehidupan rumah tanggamu seperti apa? Jika sudah seperti ini, kemungkinan besar, sangat gampang bagi orang tua Kyuhyun untuk menendangku jauh-jauh keluar dari kehidupan Kyuhyun.

“Ah ne umma” sahut Hye Ri dan segera berlari menuju dapur menyusulku yang masih berdiri mematung tanpa melakukan sesuatu apapun. Untuk bernafas saja, saat ini susah kulakukan.

“Hyen-ah” panggil Kyuhyun yang sukses membuat badanku serasa lolos dari es yang sedari tadi mengepung. “Hm?” aku hanya menggumam, masih belum sanggup untuk berkata-kata saat ini.

“Ya! Kyuhyun!” panggil umma Kyuhyun, “Ne umma?” sahut Kyuhyun. Dia melihat ke arahku sebentar sebelum melangkahkan kakinya ke arah umma-nya. Aku tau Kyuhyun bisa merasakan apa yang kurasakan saat ini.

Hye Ri muncul sembari membawa nampan berisikan 2 cangkir berisi teh, aku mengikuti Hye Ri di belakang dan duduk berhadapan dengan Kyuhyun di ruang tamu, sementara itu, Hye Ri duduk di samping Kyuhyun. Aku mendesahkan nafasku panjang melihat semua ini. Kau tau? Hatiku sangat muak!

“Maafkan umma, Hye Ri-ssi, umma tau kau lelah bukan? Hehehe, umma kesini hanya ingin melihat wajahmu. Dan kau Kyuhyun, kenapa wajahmu seperti itu? Kau sudah tidur?” tanya umma Kyuhyun melihat raut wajah Kyuhyun yang memang terlihat seperti baru bangun tidur, Kyuhyun hanya mengangguk. Aku tau Kyuhyun juga disini merasa muak, sama sepertiku.

“Kau akan tidur dengan Hye Ri kan?” serentak antara Aku, Hye Ri dan juga Kyuhyun membelalakkan mata mendengar kata-kata umma Kyuhyun. “Aa, itu…”

“Iya, mereka sekamar umma” aku sengaja memotong pembicaraan Hye Ri dan berbohong.

“Aku tidak bertanya padamu” ketus umma Kyuhyun padaku.

“Yasudah, ini sudah malam. Aku hanya ingin memastikan kalian berdua baik-baik saja. Hye Ri, tidurlah. Dan kau Kyuhyun, ajak Hye Ri ke kamarmu! Ini kan malam pertama kalian, lakukan dengan baik! Cepat-cepat mengandung cucu ya!”

“Tapi umma…” elak Kyuhyun.

“Apa lagi?! apa perlu umma pasang cctv di kamar kalian agar umma bisa yakin pada kalian kalau kalian memang tidur sekamar dan kau tidak tidur dengan wanita ini?” DEG! Umma Kyuhyun menunjukku dengan ujung dagunya seolah enggan menunjukku dengan jari telunjuknya. Aku menundukkan wajahku dalam, aku tau aku bukan siapa-siapa disini. aku tau aku hanya seorang wanita yang tidak sengaja jatuh dan masuk ke dalam keluarga ini.

“Aku mau kau tidak pernah tidur sekamar lagi dengan anakku, istri tua” lagi-lagi omongan umma Kyuhyun menunjukkan sikap seolah-olah beliau memang merasa jijik padaku. Lalu sekarang, aku bisa bersikap apa? Huh?! Katakan aku bisa bersikap apa sekarang?! Untuk menghirup udara yang kini bebas ada di sekitarku saja, jantungku terasa sakit.

“UMMA!” marah Kyuhyun. Aku ikut berdiri dan menyentak pergelangan tangan Kyuhyun untuk segera duduk kembali. Aku hanya tidak mau Kyuhyun dicap sebagai anak kurang ajar oleh umma-nya hanya karna ingin membelaku. Disini yang ingin sekali aku lindungi bukan lagi diriku sendiri, tapi Kyuhyun. Biarkan saja harga diriku sekarang di injak-injak, yang penting Kyuhyun masih aman atas namanya!

“Gwaenchana oppa! Ini memang sudah resiko J kau dengar? Aku hanya istri tua hehehe” sebisa mungkin aku tertawa dan tidak mengeluarkan air mataku, namun sayang, seiring dengan tawa yang keluar dari mulutku, air mataku juga ikut jatuh menetes. Aku permisi sebentar untuk ke belakang pada mereka berempat. Hanya untuk sekedar menyembunyikan tangisanku dan meredakan nyeri yang ada di hatiku.

Tuhan, kau boleh saja menyiksaku dengan membuat kedua orang tuaku seperti tidak menganggapku lagi. Tapi biarkanlah aku hidup dengan Kyuhyun lebih lama lagi dengan kebahagiaan. Bukan seperti ini.

                                                                        ***

Aku menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhku sampai batas leher. Aku meremas ujungnya dan sesekali menggigitinya. Ini sudah hampir jam 12 malam, tapi aku masih belum bisa tidur. Pikiranku selalu terbayang-bayang akan sesuatu hal yang terjadi di dalam kamarku dan Kyuhyun yang sekarang sedang ditempati dengan Kyuhyun dan Hye Ri. BUKAN DENGANKU!

Umma Kyuhyun menyuruhku tidur disini, di kamar yang jaraknya lumayan jauh dari kamar Kyuhyun.

Lagi-lagi aku menggigit ujung selimutku dan menangis.

“Ya Tuhan… aku gelisah!” keluhku. Sekencang apapun aku menangis sekarang, aku yakin Kyuhyun tidak akan mendengar, dia pasti sudah tidur! Ya, dia sudah tidur, dia dan Hye Ri tidak melakukan…. Iya Hyen-ah, suami tercintamu sudah tidur, dia sudah tidur. Batinku. Aku mencoba untuk tersenyum. Tapi setiap senyuman yang ku keluarkan, semakin menambah nyeri dihatiku dan hidungku sesak.

“Kyuhyun sudah tidur Hyen, sudah tidur!” Aku bangkit dari tidurku dan duduk sebentar lalu berdiri. Berjalan mondar-mandir di depan pintu. Memikirkan segala resiko yang akan terjadi saat aku harus menghampiri kamar Kyuhyun dan melihat mereka….

“Ani Hyen, tidak tidak, Kyuhyun sudah tidur. Mereka tidak melakukan apapun. Ya! Nam Hyen Hyo! Neo babo! Bisa-bisanya kau berbikir negatif terus seperti ini! Euhhh!!!” Aku memukul-mukul kepalaku sendiri saking geramnya.

“Apa yang kau lakukan?!” dengan waktu sepersekian detik, aku memutar kepalaku 90 derajat untuk melihat asal suara yang berasal dari pintu itu. Cho Kyuhyun! Itu Kyuhyun! Itu suamiku!!! Dia belum tidur!

“Aku? Ah, tidak, karena tidak bisa tidur, aku jadi mondar-mandir saja supaya cepat ngantuk hehehe. Kau belum tidur Kyu?” aku menggigit ujung lidahku karena merasa alasanku kurang masuk akal saat berbohong tadi.

“Kau mengira aku sudah tidur?” Kyuhyun menutup pintu kamarku dan menguncinya. “Mana bisa aku tidur tanpa ada kau di sampingku, istri bodoh! Hahaha” Kyuhyun tertawa 3 jari, membuatku mengelus dada karena lega masih bisa melihat senyuman terindahnya.

Dia berjalan menuju ke kasur dan menghempaskan tubuhnya. Merentangkan tangannya di kasur dan menatap langit-langit. “Kalau dipikir-pikir lagi, aku lebih memilih tidur di pinggir jembatan asal ada kau yang rela menjadi gulingku daripada harus tidur di rumah mewah tapi kau tidak ada di sampingku!”

“Aku bukan guling!” aku melempar guling ke arah Kyuhyun dan tepat mengenai wajahnya. Dia duduk dan tersenyum “Ya! Kau ingin main-main denganku Hyen-ah? hahaha sini kau!” Kyuhyun menarik tanganku paksa dan mendorong tengkukku. Jarak diantara kami saat ini sudah tidak bisa dihitung dengan penggaris 10cm lagi!

Kyuhyun memejamkan matanya dan memiringkan kepalanya. Sudah tau apa yang dimaksud dengan Kyuhyun, aku pun mengikutinya. Aku sudah hapal betul apa yang akan dia lakukan jika dia bersikap seperti ini. Tidak ingin membuang kesempatangan dengan sia-sia, aku juga rindu dengan sentuhan lembut bibir Kyuhyun yang terasa hangat di bibirku setiap kali bibir kami bersentuhan.

Chu~

Kyuhyun menyium keningku dan mendorong tubuhku hingga terjatuh terlentang di kasur, masih kaget dengan perubahan sikap Kyuhyun terhadapku, aku pun diam tidak bergerak. Bahkan manik mataku pun tidak kugerakkan sama sekali.

“Hey istri mesum! Siapa juga yang ingin mencium bibir jelekmu itu?! Aku hanya ingin mencium keningmu dan mengatakan…. selamat tidur Jagi. Saranghae” Kyuhyun mengecup bibirku singkat dan menarik selimutku sampai ke lehernya.

“YAAA!!! KAU BILANG AKU APA?! MESUM?! BUKANNYA KAU YANG MESUM?! SEJAK KAPAN AKU JADI MESUM? KALAU AKU JADI MESUM, SEMUANYA KARENA ULAHMU! PASTI OTAK MESUMMU ITU SUDAH TER-KIRIM KE OTAKKU! DASAR SUAMI KURANG AJAR!!!!” aku menjambak-jambak rambut Kyuhyun karena kesal.

“HYEN-AH……… Geumanhaja!!!!! Kau mau aku ‘habisi’ malam ini huh?!?!?!?! Akan ku buat kau tepar dengan puluhan ronde! Kau berani?! Kalau tidak, sudah diam! Terima kasihlah pada Tuhan karena kau adalah satu-satunya wanita paling beruntung yang bisa merasakan bagaimana lembut dan hangatnya bibir seorang Cho Kyuhyun, Cho Hyen Hyo-ku sayang…..” Kata kyuhyun lembut di akhir kalimat sembari mengelus lembut pipiku. Aku terus mengerucuti bibirku kesal.

“Sudah! Kau menggemaskan Hyen-ah! ayo tidur!” Kyuhyun mendorongku paksa sampai aku tertidur di kasur. Dia memelukku erat dan kaki satunya menindih pahaku. Kau tau? Setiap malam memang selalu seperti ini! Kyuhyun, suamiku yang kurang ajar ini memang selalu menjadikanku guling! Dasar suami tidak tahu diuntung! Dia pikir dia tidak beruntung mendapatkanku?! Tch!

“Sudah, jangan cemberut terus!” tegur Kyuhyun.

“Kau mau ku cium lagi?” tawarnya. “Ani. Tidak usah. Biar aku saja. Mana bibirmu?” Aku mengecup bibir Kyuhyun singkat lalu tersenyum. “Ayo tidur!” ajakku.

“Daritadi aku sudah mengajakmu tidur! Ya Tuhan…. mengapa kau mengirimiku seorang istri yang sangat cantik jelita dan super duper baik tapi sangat bodoh?” seru Kyuhyun dengan mimik muka seolah-olah menyesal dan bersedih.

“YA!” aku menggeplak kepalanya keras.

“Hahaha. Ayo tidur” Kyuhyun tertawa dan semakin mengeratkan pelukannya pada ‘guling kesayangannya’ –aku.

Aku melirik ke arah Kyuhyun. Dia sudah terpejam. Menampilkan wajah polosnya yang selama ini selalu menemani waktu-waktu tidurku. Tidak ada kata bahagia yang dapat aku lontarkan selain dapat bersamanya dan terus bersamanya. Menjadi istri yang sangat dicintainya dan sangat dibanggakannya. Memiliki suami yang aku bersumpah tidak akan pernah menyakitinya sampai mati. Tapi demi Tuhan, dibalik kata kebahagianku, ada satu kata lagi yang benar-benar menyayat hatiku sampai sayatan pada kulit yang terdalam. Kesedihan. Tidak ada kata kesedihan yang dapat aku rasakan lagi selain membuka mataku dan melihat kenyataan bahwa sekarang aku bukan lagi satu-satunya istri yang berada di sampingnya, menemaninya dan mengurusnya. Seorang gadis yang mungkin sekarang sudah tertidur sama pulasnya dengan Kyuhyun di kamar yang lain, seorang gadis dengan raut wajah sempurna yang dapat menarik hati pria manapun yang meliriknya kini sudah resmi menjadi istrinya. Istri Cho Kyuhyun. Suamiku.

“Aku mau kau tidak pernah tidur sekamar lagi dengan anakku, istri tua” perkataan Umma Kyuhyun beberapa jam yang lalu masih dapat kudengar dengan jelas, seperti dia baru saja mengatakannya keras-keras saat ini tepat di telingaku. Aku tersenyum lemah.

“Jika kau memintaku untuk meninggalkan Kyuhyun, aku akan melakukannya. Tapi Kyuhyun selalu membuatku berhenti untuk melakukan apa yang kau pinta, umma. Anakmu ini selalu membuatku tidak bisa jauh-jauh darinya. Kyuhyun selalu membiusku dengan senyuman-senyuman manisnya. Menghipnotisku dengan tatapan tajam matanya. Membuatku kecanduan akan cinta yang telah diberikannya. Sebagai wanita yang masih normal dan membutuhkan kasih sayang, bukankah wajar jika aku sangat sangat mencintai Kyuhyun dan merasa bahagia ketika Kyuhyun melontarkan kata-kata yang membuatku merasa bahwa aku hanyalah satu-satunya wanita paling beruntung sedunia?” lagi-lagi aku tersenyum lemah. Kali ini diikuti dengan air mataku yang mengalir melalui ujung mataku. Aku berbalik membelakangi Kyuhyun. Mengusap air mataku dengan jari telunjukku dan kembali bergumam “Kyuhyun adalah satu-satunya pria yang aku cintai sampai mati. Satu-satunya pria yang selalu aku sebutkan namanya setiap kali aku berdoa dan melontarkan permohonan pada Tuhan. Satu-satunya pria yang aku berjanji akan menjaganya melebihi aku menjaga diriku sendiri sampai mati. Satu-satunya nama yang sudah ku ukir dengan mutlak di dalam hatiku. Satu-satunya nama yang hanya dengan mendengar namanya saja sudah bisa membuat hatiku merasa nyaman.” Aku tertawa di akhir kalimat. Diikuti dengan isakan tangisku yang semakin merebak. Aku bahagia. Tapi aku juga tidak bisa menutupi rasa kesedihanku. Kyuhyun bukan lagi seutuhnya milikku, ditambah dengan seluruh anggota keluarganya yang tidak menganggapku sebagai istri sahnya.

Aku membalikkan badanku lagi menghadap Kyuhyun. Mengamati wajah polosnya yang terukir indah. Yang telah dibuat oleh Tuhan dengan begitu sempurna. Mengelus rambutnya dengan lembut dan penuh kasih sayang “Cho Kyuhyun, aku bersumpah tidak akan pernah berhenti mencintaimu” bisikku lalu mengecup keningnya.

Tidak dapat lagi menahan tangisku yang segera ingin meledak, aku menutup mulutku dan segera bangkit berlari keluar kamar, menuju ruang tamu agar bisa meledakkan tangisku. Kamar dimana Kyuhyun tertidur, jauh dari ruang tamu, jadi bisa dipastikan dia tidak akan mungkin mendengar tangisanku.

Demi kebesaran namamu Tuhan, aku mematenkan bahwa kau telah berhasil membuatku merasa bahwa akulah satu-satunya orang yang paling beruntung di dunia ini dan juga satu-satunya orang yang paling terpuruk di dunia ini. Demi Tuhan.

                                                                        ***

“Pagi Tuan Cho Kyuhyun….” ucapku sambil tersenyum dan menyibak hordeng ketika mendengar gumaman Kyuhyun. Aku menali kembali tali piyamaku dan berjalan mendekati Kyuhyun yang sedang mengucek-ngucek matanya. “Hah. Silau jagi” ucap Kyuhyun manja dan menjatuhkan dirinya lagi di kasur.

“Sudah pagi Tuan, kau harus segera bangun dan mandi lalu sarapan dan berangkat ke kantor. Mencari nafkah untuk istrimu tercinta” kataku sambil mengusap kepala Kyuhyun dengan lembut.

“Aaaah Hyen-ah… saranghae” Kyuhyun bangun dan menarik kepalaku hingga bibirnya menyentuh bibirku. Aku tersenyum singkat lalu bangkit dan menggulung rambutku ke atas dengan tujuan agar tidak terlalu risih.

TOK TOK TOK

“UNNIE! UNNIE! BUKAN PINTUNYA UNNIE!!!” teriak Hye Ri dari luar. Aku yakin sekali ini suara Hye Ri. Siapa lagi kalau bukan dia? Sementara aku berjalan menuju pintu, Kyuhyun masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar kita.

“Ada apa Hye Ri-ssi?” tanggapku santai. Wajahnya panik. Rambutnya acak-acakkan dan matanya berkaca-kaca.

“Mianhae unnie…. tapi… tapi unnie…. SUAMIMU HILANG!!!!” tanpa aba-aba, Hye Ri langsung mendekapku. Aku masih bingung dengan sikap Hye Ri saat ini “Tadi malam sebelum  aku terlelap, aku yakin sekali dia ada di sampingku unnie—“ isaknya “Tapi…. tapi saat aku bangun… dia tidak ada! Dia tidak ada dimana-mana! Aku sudah mencarinya!!! Demi Tuhan unnie, aku tidak tahu.. aku.. aku…”

“MUAHAHAHAHAHAHA” tawaku meledak saat sudah mengerti kemana arah pembicaraan Hye Ri yang memang sedari tadi tidak jelas dan membingungkan. “Wae unnie?” Hye Ri melepaskan pelukannya dan menyeka air matanya sambil menatapku penuh tanda tanya “Kau bilang suamiku hilang? Ya! Suamiku ada di hatiku hahahaha”

“Aku serius unnie! Oppa tidak ada!” gertak Hye Ri karna mengiraku sedang bercanda barusan. “Aku juga serius Hye Ri-ssi, dia ada di hatiku!” ucapku tegas tidak mau kalah sambil sedikit tersenyum geli masih tidak bisa menahan tawa.

“Unnie!!!” marah Hye Ri karna masih mengiraku tidak percaya dengan cerita bodohnya bahwa Kyuhyun menghilang. Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan Kyuhyun muncul dengan telanjang dada, rambutnya yang basah dan acak-acakkan membuatku semakin ingin melihatnya lebih lama lagi. Tampan. Batinku.

“Ada apa?” Tanya Kyuhyun bingung.

“Hye Ri-ssi, lihat? Kyuhyun ada di hatiku, juga di sampingku! Hahahahahaha tidak ada apa-apa Oppa. Cepat ganti bajumu. Aku tunggu di luar. Aku akan membuatkanmu sarapan” aku menarik lengan Hye Ri agar keluar dan menutup pintu kamar, membiarkan Kyuhyun untuk mengganti baju.

“Ayo masak!” ajakku.

“Kenapa kau tidak bilang kalau Kyuhyun ada di kamar mandi?” kesal Hye Ri.

“Sudah kubilang, Kyuhyun ada di hatiku hahaha” aku masih saja tertawa sambil menyiapkan alat-alat yang akan kugunakan untuk memasak. “Tolong ambilkan celemek disitu” suruhku pada Hye Ri. Hye Ri mengambilnya sambil cemberut, lucu sekali anak ini. Umpatku dalam hati.

“Apa tadi malam Kyuhyun tidak tidur bersamaku?” tiba-tiba nada suara Hye Ri melemah, dan raut wajah kesal di wajahnya pun telah sirna. Aku menatapnya sebentar lalu mengalihkan perhatianku lagi pada masakan di hadapanku.

“Tidak. Dia tidur di kamarku. Bersamaku. Ada apa? Kau keberatan?”

“Ani. Aku hanya takut jika umma Kyuhyun mengetahui hal ini”

“Tidak mungkin. Tenang saja. Lagipula, aku tidak menyuruhnya untuk datang ke kamarku, tapi dia datang sendiri dan langsung tidur di sampingku.” Aku menceritakan kejadian semalam dengan seadanya tanpa menceritakan kejadian mendetailnya.

Hye Ri mengangguk mengerti dan mengambil piring untuk wadah makanan kami yang hampir masak. Hanya memasak nasi goreng, tidak butuh waktu lama bukan?

“Bagaimana hubunganmu dengan Jonghyun?” aku mengalihkan pembicaraan seraya memindahkan nasi goreng yang berada di wajan ke dalam piring. Hye Ri mengangkat bahu lemah dan wajahnya kembali tertekuk.

“Sejak kemarin dia tidak menghubungiku. Nomornya tidak aktif. Bagaimana caranya aku bisa menghubunginya jika nomornya tidak aktif? Aku ingin bertemu langsung dengannya, tapi pasti ummaku dan umma Kyuhyun masih dalam tahap pengawasan. Pasti aku masih dijaga ketat sekali oleh mereka.” Jawab Hye Ri. Dari nada bicaranya, dapat kusimpulkan kalau dia memendam kekesalan yang dalam. Juga, dia memendam rasa rindunya pada Jonghyun. Aku tersenyum tipis dan menepuk bahunya pelan “Bagaimana jika ternyata dia meninggalkanmu?” godaku.

“UNNIE!!!! YA!!!!”

“HAHAHAHAHAHAHAHA” lagi-lagi tawaku menggelegar di seluruh dapur. Sambil masih tertawa, aku berjalan membawa makanan yang hendak disiapkan di atas meja makan.

“Kalian berdua ini kenapa sih? Masih pagi sudah bertengkar terus. Hyen-ah, kau kenapa daritadi tertawa terus huh?” tanya Kyuhyun.

“Hye Ri, dia mengira kau hilang karna saat dia bangun tadi, kau tidak ada di sampingnya hahahaha”

“Aigooo… mianhae Hye Ri-ah, aku memang pergi diam-diam tadi malam. Kau tau sendiri bagaimana perasaanku malam itu saat aku dengan sangat tiba-tiba ditempatkan untuk tidur bersamamu. Bukan istriku. Tentunya aku sangat kehilangan dan merindukannya, maka dari itu aku langsung pindah ke kamar Hyen Hyo. Neo Gwaenchana?” jelas Kyuhyun. Hye Ri mengangguk sambil tersenyum “Santai saja oppa!” jawab Hye Ri singkat.

“Ah, aku sampai lupa! Hyen-ah, aku tidak sarapan. Sekarang aku mau langsung berangkat, aku buru-buru. Ada janji jam 7. Sudah mepet. aku berangkat!” seru Kyuhyun.

Aku segera berdiri dan menahan lengan Kyuhyun “Chamkanman, dasimu…” dengan sigap dan cepat, aku langsung membereskan dasi Kyuhyun yang terlihat tidak rapih dan berantakan, merapihkan kemejanya, dan juga rambutnya lalu menepuk pundaknya. “Siap Tuan! Selamat berangkat!” Sebelum melangkah dari tempatnya berdiri, Kyuhyun mengecup keningku singkat dan melambaikan tangannya pada Hye Ri. Hye Ri merespon lambaian tangan Kyuhyun sambil berseru “Hati-hati oppa! Kau harus kembali nanti sore! Istrimu pasti menunggu!” Aku tersenyum sambil melihat Kyuhyun yang semakin lama semakin kecil dan akhirnya menghilang di balik pintu utama. Seiring dengan menghilangnya Kyuhyun dari tatapanku, kata-kata Hye Ri barusan terngiang-ngiang kembali di telingaku “Hati-hati oppa! Kau harus kembali nanti sore! Istrimu pasti menunggu!”

Siapa yang dia maksud dengan ‘istrimu’? tanyaku dalam hati.

Aku menatap Hye Ri. Dia sedang makan dengan lahapnya sambil tangannya yang terus berkutat dengan handphonenya. Berkali-kali dia memencet-mencet tombol dan menempelkan ponselnya di telinga kemudian di balikkan lagi dan memecet tombol lagi.

“Hye Ri-ssi….” lirihku.

“Hm, ne?” jawabnya dengan mulut yang penuh dengan makanan yang sedang di kunyahnya. “Aku ingin menanyakan sesuatu. Tapi aku tau ini hanya sebuah pertanyaan bodoh” lanjutku lagi. Hye Ri terlihat bingung dan mengernyitkan dahinya. Menaruh ponselnya di meja dan meminum air di gelas di hadapannya.

“Apa?”

“Hah. Ini benar-benar pertanyaan bodoh!”

“Memangnya pertanyaan apa?”

“Lupakan!”

Ini masih pagi Tuhan, tapi kau sudah membuat lubang lagi di hatiku dengan sebuah pernyataan yang terlontar secara tidak sengaja dari mulut seorang gadis polos yang tidak menyadari perbuatannya. Terima kasih.

Tbc—

NB : apa kabar teman2??? udah lama ga ketemu ya^^ wkwkwwk

udah lupa sama cerita ini? wkwkwk untuk my nightmare, entar yah. Belum kelar nih! si @R_Choiriechan unnie belum serah tugas (?) wkwkwk

Duuuuh mau ngmg apa ya???

permohonan maaf aja deh.

mohon maaf atas jangka waktu lama yang telah di gunakan untuk saya hiatus dari perff-an. Tapi sumpah Demi Allah saya sibuk -_- ini aja baru kelas Ujian Semester dan alhamdulillah masuk 10 besar loooh^^ ga sia-sia wkwkwk

Dan terima kasih bagi ketersediaannya untuk menunggu karya-karya saya dalam jangka waktu yang lama juga.

Ngmg apa lagi ya? udah ah *kabur*

HAHAHA DADAAAAH~

KEEP RCL!

27 responses »

  1. bingung,
    mau bilang apa yaa,,
    yang jelas, disini ga terlalu kerasa sadness, tapi buat aku itu menyenangkan 😀
    hyeri sama jonghyun harus baik-baik aja yaa, (meskipun tau akhirnya gimana, tapi tu harapan pas baca part ini)

    #makasii udah bikin ff, menghibur sekali.

    good story 🙂

  2. hadddduh itu ommanya kyuhyun enak diapain sih biar ngerestuin hubungannya hyen sama kyuhyun , sebel aku lihatnya,jd orang kok seenaknya >.<

  3. bingung mau koment kyk apa…
    part ini bikin stress,saat udah kesel sedih saat umma kyuhyun oppa dteng dan nyakitin hyen dngn kata”ny eh nextny malah dbwt ketawa sm kpolosanya hye rin yg ngira kyu hilang…ckckck bener” ff nguras emosi…

  4. smoga jonghyun ga ninggalin hyeri ya. bisa brabe kalo sampe terjadi. penasaran tuh si hyen bisa sabar banget ya u.u

    • Yaaaa doa hanyalah doa, yang menentukan jalan ceritanya adalah Bebskey hahahahahahahaha hahahahahahaha hahahahahahaha /ketawa setan/ /ditendang Kyuhyun/ (ヽ `д´)┌┛★)`з゜)

  5. eomma kyu jahat bnget.. Gag kbyng gmana jdinya jka 3 thn gag di anggap ma mertua.. Hemm crtanya mkn seru dan bkn pnasarn gmana endngnya..

  6. Aq harap hyeri sifat.a bakal gini terus jd hyen gg terlalu sakit hati 😥
    tpi eomma kyu sadis banget yeh , Dasar ema” udda kayak disinetron aja ,hahahaha
    tp aq menyukai ff mu nisa^^

  7. gk ngerti ama sikap hyen hyo dia ini bego atau apa sich
    inilah akibatnya kalo pernikahan tanpa restu orang tua akan banyak kendala yang menghadang
    kasian juga jonghyun
    lama” nanti perasaan kyuhyun ke hye ri juga berubah

Leave a reply to rina Cancel reply