Love Sigh [Sigh~1]

Author : Nisa Ayu Thayalisha Hadi (Nam Hyen Hyo)

Cast :

Cho Kyuhyun

Nam Hyen Hyo

Choi Riechan

Lee Donghae

Title : Love Sigh [Fight~1]

Length : Chaptered on Going

Genre : Romance

Rating : PG-13

Disclaimer : The casts are belong to God, and this Fan Fiction is belong to me kekekeke~ i own this plot ok?

Note : This is pure my imagination.

Credit Poster : cutepixie@darkreflection.so-pink.org

===============================================================

“Kau Serius?” Pria lawan bicaranya ini hanya tertawa mendengar lelucon sahabatnya yang benar-benar tidak masuk akal. Tangannya yang mengepal Ia pergunakan untuk menutup mulutnya yang tengah menganga lebar akibat tawanya.

“Sial, jangan tertawa bodoh” Kyuhyun memukul sahabat di sampingnya itu dengan berkas yang baru saja diberikan padanya. Tangannya Ia lipat di depan dada, dan matanya menatap tajam ke arah depan. Dengan furniture bangunan ruang kerja Kyuhyun yang dilengkapi dengan kaca besar demi bisa terlihatnya pemandangan Seoul, selalu menjadi pusat perhatian Kyuhyun saat pria ini tengah bingung menghadapi masalahnya.

“Ini lelucon yang seru Kyu, bukankah begitu?” Masih tersisa tawa yang kental dari mulut pria itu saat berbicara. Tentu saja hal ini membuat Kyuhyun semakin kesal dengannya.

“Sama sekali tidak lucu!” ketus Kyuhyun.

“Oh, bagaimana jika ternyata ini hanya taktik dari orang tua kalian untuk menjodohkan?”

“Tidak, ini bukan perjodohan” Bantah Kyuhyun dengan suara yang mantap. Keyakinan di dalam hatinya kini memuncak dan tidak bisa terkalahkan dengan berbagai bisikan-bisikan dari orang lain maupun dari dirinya sendiri. Ini bukan perjodohan, benar-benar bukan perjodohan.

“Hey, don’t believe it too much, babe” Ujar pria di samping Kyuhyun memperingatkan. Kyuhyun hanya menggeleng menghadapinya dan kemudian angkat bicara.

“No, i don’t. So, what should i do for now?” Ia memutar kursi putarnya hingga menghadap pria yang sudah Ia kenal sejak dulu. Sejak mereka sama-sama masih menempuh sekolah di bangku Senior High School.

“Stay to carry your 3C principle out. Cool, Calm and Clever”

“I always do that thing”

“Ya, bagaimana jika suatu saat kau harus jatuh cinta padanya?” Gurau pria itu.

“Aku? Jatuh cinta padanya? Kau tidak tahu saja dia semenyebalkan apa” Kyuhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sedikit mengacak-ngacakkan rambutnya yang tebal. Tubuhnya bergerak tidak tentu arah demi terlepasnya jas hitam yang selalu melekat di tubuhnya sejak pagi hingga petang.

“Aku hanya bertanya”

“Bertanyalah untuk sesuatu yang menyenangkan” Ia bangkit dari kursinya dan meninggalkan pria itu untuk menaruh jas hitamnya pada gantungan di dekat pintu ruang kerjanya.

“Jika dia jatuh cinta padamu?” Pria itu mengalihkan pertanyaannya.

“Tentu saja aku akan mempermainkannya” Angkuh Kyuhyun dari kejauhan sambil berjalan menuju kursinya lagi.

“Shit, you’re jerk Kyu” Pria itu memukul lengan Kyuhyun cukup keras saat pria bertubuh menyerupai mannequin ini baru saja menjatuhkan tubuhnya di atas kursi putar berharga ratusan dollar itu.

“It’s none of your business” Dengus Kyuhyun sebal sambil memukul kembali pria di sampingnya.

“Don’t playing a girl” Serunya memperingatkan.

“No”

“I just said”

“Yeah, i know”

“So, how about the meeting today?”

“….”

                                                                        ***

“Kenapa kau lama sekali membuka pintunya?” Kyuhyun langsung melangkahkan kakinya masuk, meninggalkan gadis yang masih berdiri di depan pintu dan tengah sibuk untuk menguncinya. Setelahnya, gadis itu hanya melewati Kyuhyun tanpa ada niat untuk menjawab pertanyaannya. Ini tidak penting untuk dia tahu.

“Ya! Aku bicara padamu!” Lanjutnya lagi setengah berteriak.

“Bisakah kau diam dan tidak berteriak?” Gadis ini membalikkan tubuhnya, menatap Kyuhyun dengan mata memicing dan wajah sinis berlebihan.

“Tidak. Selama kau belum menjawab pertanyaanku” Kyuhyun masih terdiam di tempatnya. Tangan kirinya Ia gunakan untuk melonggarkan dasi yang sedikit menahan lehernya. Sementara itu, tangan kanannya sibuk untuk memegang tas kerja yang selalu dibawanya.

“Tch! Aku tertidur, kau puas?” Jawab gadis berusia 2 tahun di bawahnya itu. Ia melanjutkan lagi jalannya, merasa sudah benar-benar tidak ada urusan lagi dengan Kyuhyun. Memang begitu kenyatannya. Tapi…

“Ini bahkan masih jam setengah tujuh malam, dan kau sudah tidur?” Lagi-lagi pertanyaan Kyuhyun memancing emosi gadis di depannya, sehingga membuat dia harus menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuh.

“Salah?” Sinisnya.

“Tentu saja iya” Jawab Kyuhyun tidak mau kalah.

“Jika alasannya karena kelelahan? Salah?” Tanyanya lagi. Tangannya Ia bentangkan ke kanan dan kiri. Matanya membesar dan aura tidak enak terus bermunculan menghinggapi bagian luar tubuh gadis ini.

“Kalau begitu, aku tanya mengapa itu bisa terjadi?” Kyuhyun menaruh kedua tangannya di pinggang. Jasnya terangkat ke atas akibat bahunya yang naik. Ia menyingkup jasnya ke belakang, menghindari gangguan-gangguan kecil yang dapat membuatnya merasa bodoh karena harus marah lebih dari ini.

“Dan kau tidak akan diam sebelum aku menjawab pertanyaanmu?” Tanya gadis itu memastikan.

“Tentu saja”

“Tch! Menyusahkan!” Tanpa harus menjawab pertanyaan Kyuhyun, gadis ini melangkah maju, menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Baru saja tubuhnya menaiki dua anak tangga, tapi Kyuhyun malah melakukan suatu hal bodoh yang dapat mencelakai nyawa Hyen Hyo.

“Ya! Rexi!” Pria itu menarik ujung kerah belakang gadis yang sudah melangkah maju sampai terhuyung ke belakang tepat di hadapannya.

“Lepas! Apa kau bilang tadi?” Dengan keseimbangan yang bagus, gadis ini bisa tidak terjatuh walaupun kondisinya Ia harus berjalan mundur di atas anak tangga dengan tarikan paksa pada bagian belakang tubuhnya.

“Rexi” Ulang Kyuhyun dengan sedikit lugas.

“Kau mengigau? Mabuk? Namaku Nam Hyen Hyo. Dan wajar jika kau memanggilku Fershi. Tapi kau memanggil aku apa tadi? Rexi?” Tanya Hyen Hyo mencoba untuk memastikan telinganya tidak terganggu.

“Kau tidak pernah mengaca dan melihat tubuhmu? Kau itu kan terlihat seperti anorexia” Jawab Kyuhyun asal dengan ekspresi wajah datar.

“What?!” Teriak Hyen Hyo tidak percaya.

Tangan kirinya yang sudah terlepas dari kerah baju Hyen Hyo, Ia masukkan ke dalam kantong celana bahan berwarna hitamnya. Kakinya yang jenjang membawa dia harus menaiki beberapa anak tangga untuk memasuki kamarnya. Ya, dalam rumah yang besar ini, keduanya sama-sama menempati kamar di atas.

                                                                        ***

“Sedang apa kau?” Kyuhyun menghampiri gadis yang tengah terduduk di sofanya dan kemudian menjatuhkan badannya di samping gadis itu.

“Kau tidak bisa lihat?” Acuh gadis itu.

“Menonton televisi?” Tanya Kyuhyun dengan bodoh seolah-olah tidak pernah bisa membaca situasi.

“Kau pikir?”

“Aku butuh bantuanmu” Seru Kyuhyun langsung pada inti tujuan dia menghampiri gadis ini. Ia memperhatikan bagaimana pipi gadis ini bisa terawat dengan sempurna, terlihat sangat mulus dan putih bersinar.

“Hahaha, butuh bantuanku? Kau memintaku membantumu lebih awal rupanya. Apa?” Gadis ini menolehkan kepalanya pada Kyuhyun, membuat pria ini bisa menikmati wajah cantik gadis itu dengan leluasa. Kyuhyun mengusap mukanya, tidak ingin larut terlalu jauh dalam aura kecantikan gadis itu yang selalu Ia pancarkan tanpa henti.

“Kau yang lebih awal. Kau pikir dengan kau tinggal disini bukan berarti aku tidak membantumu?” Tegas Kyuhyun. Kulit-kulit di keningnya mulai mengerut, tanda bahwa Ia mulai kesal.

“Lupakan. Kau mau aku membantu apa?” Tangannya meraih kotak seperti kristal di meja dan membuka tutupnya. Sambil terus menerus mengunyah cemilan yang ada di tangannya, Ia terus menatap Kyuhyun dengan intens tanpa mengalihkan pandangan.

“Satu bulan lagi ada acara besar” Seru Kyuhyun. Ia sama sekali tidak menatap gadis itu. Matanya terfokus pada acara televisi di hadapannya. Tapi Ia mengetahui dengan pasti bahwa gadis ini tengah menatapnya dengan terlalu dalam. Dan ini adalah satu-satunya alasan mengapa Kyuhyun masih tidak mau menolehkan kepalanya menghadap gadis itu, Ia hanya ingin gadis itu menikmati seluruh kecakapan wajahnya sampai gadis itu bisa bertekuk lutut di hadapannya.

“Acara apa?” Tanyanya dengan suara yang terdengar sangat datar.

“Acara perkumpulan seluruh pemilik perusahaan terbesar sedunia. Satu negara diwakili oleh lima orang. Dan Duta korea memintaku salah satunya” Kini tangan Kyuhyun mengambil makanan pada kotak bening yang tengah dipegang oleh gadis itu. Kepalanya masih tidak ingin menoleh, padahal gadis itu sudah tidak lagi menatapnya.

“Lalu?”

“Acaranya akan digelar di London”

“Dan kau memintaku untuk apa?” Tanyanya lagi yang masih bingung atas permintaan Kyuhyun tersebut.

“Menjadi pendampingku” Pinta Kyuhyun langsung.

“Sebentar, sebentar…” Gadis itu menyibakkan poninya yang hampir menutupi mata. Ia juga sengaja melepas kacamata tanpa lensa yang Ia gunakan dan menaruhnya di antara kaki jenjangnya. Badannya memutar demi bisa menghadap Kyuhyun yang kini tengah duduk di sampingnya sambil memperhatikan bagaimana gadis ini mulai bergerak dan merubah posisi duduknya.

“Ini hanya taktikmu untuk bisa dekat denganku, atau bagaimana?” lanjutnya.

“Bodoh! Pikiranmu terlalu jauh! Aku hanya meminta kau menjadi pendampingku” Kyuhyun memukul kepala Hyen Hyo dengan pelan. Gadis itu menggembungkan pipinya dengan kesal sambil mengelus puncak kepalanya.

“Memangnya tidak bisa kau datang sendiri saja?” Tangannya masih aktif untuk mengusap kepalanya yang baru saja terkena hantaman tangan Kyuhyun. Walaupun pelan, tapi tetap saja terasa sedikit sakit.

“Tahun kemarin aku mendampingi ayahku ke acara ini. Waktu itu diselenggarakannya di Canada. Dan semua yang datang, masing-masing membawa pendamping” Jelas Kyuhyun.

“Kau bawa saja asisten pribadimu” Suruh Hyen Hyo seraya melanjutkan lagi memakan makanan ringan di pangkuannya.

“Semuanya membawa wanita”

“Ayahmu?”

“Ya, itu pengecualian” Elak Kyuhyun sebisa mungkin. Kini Ia juga merubah posisi duduknya untuk menghadap gadis di sampingnya. Saling duduk bersila. Lutut kanan Kyuhyun dan lutut kiri Hyen Hyo bertemu, tapi tidak ada satupun dari mereka yang menyadarinya.

“Hahaha, baiklah”

“Jadi, bagaimana? Anggap saja ini sebagai balas budimu karena akan menginap di rumahku selama delapan bulan”

“Ok, tapi kau harus membayarku” Angkuh Hyen Hyo sambil tersenyum puas.

“Hah? Membayar apa?”

“Dengan menjadi pendampingmu, kau harus membayarku. Tentu saja”

“Sial! Dasar mata uang!” Tidak memperdulikan umpatan Kyuhyun lagi, gadis ini langsung berbicara mengenai barang apa saja yang Ia inginkan.

“Aku ingin kau membelikan gaun berwarna merah yang aku suka. Heels berwarna merah yang aku suka, daaaan…. kau harus membayar perawatanku ke salon selama lima kali. Bagaimana?” Tawarnya. Senyum picik terpampang dengan jelas di wajahnya. Namun sedetik kemudian, tergantikan oleh senyum kepuasan.

“Kau gila?”

“Tidak. Yaaa terserah saja. Kalau kau tidak mau, aku juga tidak mau”

“Baiklah baik, terserah kau saja”

“Hey putra Cho” Panggil Hyen Hyo dengan tenang.

“Hm?”

“Kau tidak pernah berniat memberikanku teman?” Tanyanya.

“Maksudmu?”

“Aku malas seharian harus ada di rumah dan menunggumu pulang. Setiap hari aku keluar untuk mencari sesuatu yang menarik. Tapi rasanya orang Korea dengan orang Russia tidak jauh berbeda. Mereka sama-sama tidak ramah jika tidak saling kenal”

“Kau butuh teman main, itu maksudmu?”

“Ya” Dia memainkan ujung rambutnya dengan jari telunjuk. Terus melingkar-lingkarkan rambutnya pada jari, yang akhirnya pada saat di lepas, akan menimbulkan ikal pada ujung bawah rambutnya.

“Aku memiliki banyak wanita, dan kau bisa pilih ingin yang mana” Seru Kyuhyun membanggakan diri akan banyaknya wanita yang jatuh cinta padanya.

“Aku bukan sedang ingin membeli daging mentah yang harus aku pilih mana yang segar, Kyu”

“Lalu kau ingin yang bagaimana? Seperti apa?” Tanya Kyuhyun bingung tidak mengerti.

“Aku ingin pria itu…” Suaranya tiba-tiba melembut, pikirannya kembali melayang pada masa-masa dimana Ia pertama kali bertemu dengan pria berkebangsaan korea itu. Saat dia harus mempertahankan matanya tetap terbuka tanpa terpejam karena menangkap sesosok pria dengan dosis ketampanan yang berlebihan. Dan saat Ia harus menelan ludah dengan hati-hati karena pria itu berjalan mendekat padanya. Dan pada saat dia harus menahan nafasnya sejenak akibat sebuah senyuman yang pria itu layangkan untuknya. Sial, lagi-lagi pikiran ini menghantuinya begitu saja.

“Pria apa? Aku?” Canda Kyuhyun. Bibirnya hampir tersungging membentuk sebuah senyuman, namun Ia hilangkan lagi.

“Bukan. Pria yang sempat aku temui di Russia waktu itu..” Matanya menatap wajah Kyuhyun, menerawang, di manik matanya yang coklat, benar-benar tidak ada Kyuhyun disana. Matanya kosong, menatap jauh ke masa-masa beberapa tahun silam saat selama beberapa hari Ia harus kewalahan mencari pria itu dan ternyata, pria itu telah meninggalkannya tanpa izin.

“Yang mana?” Tanya Kyuhyun masih bingung dengan arah bicara gadis yang satu ini.

“Hah. Sudahlah. Lupakan. Kau tidak berangkat kerja?” Hyen Hyo mencoba untuk mengalihkan pembicaraan. Mengingat pria itu memang selalu membuat hatinya gusar dan semakin merindukannya.

“Aku malas berangkat hari ini. Tidak ada acara penting” Kyuhyun kembali memfokuskan dirinya pada acara televisi, sementara Hyen Hyo masih bingung untuk menentukan arah topik mereka berdua pagi ini.

“Bagaimana jika kau menemaniku saja?”

“Kemana?”

“Tenang, aku tidak akan membawamu keluar rumah. Sini!” Gadis itu menarik pergelangan tangan Kyuhyun. Membawanya hingga mereka berdua sampai di depan pintu ruang perpustakaan Kyuhyun yang besar.

“Ini ruang membacamu? Hey, kemarin aku kesini. Dan semua bukumu keren. Kau beli dimana? Kita membaca bersama saja!” Gadis ini sudah berhambur pergi meninggalkan Kyuhyun yang masih berdiri di ujung pintu ruang perpustakannya. Bibirnya tersenyum melihat tingkah gadis menyebalkan yang membawanya kesini. Sambil berjalan mendekat, Ia menggaruk rambut belakangnya, sengaja mengacak-acakannya.

“Kau suka baca?” Tanya Kyuhyun.

“Of course” Jawab Hyen Hyo dengan aksen inggrisnya.

“Kau lulus jurusan apa?”

“Aku lupa”

“Jangan bercanda, bahkan kau baru lulus tahun kemarin. Ya kan?” Selidik Kyuhyun. Matanya menatap Hyen Hyo tajam, mencoba untuk mempelajari setiap lekukan wajah gadis ini. Sempurna.

“Kenapa kau bisa tahu?”

“Apa yang tidak aku tahu darimu?” Seru Kyuhyun sedikit membuat Hyen Hyo merasakan gejolak yang aneh.

“Kau mencari tahu tentang aku?”

“No. My daddy was telling me about the truth while you stayed at home” Jelas Kyuhyun dengan bahasa Inggrisnya yang tidak kalah lancar dengan Hyen Hyo.

“Oh. Aku lulusan seni”

“Seni? Kau bisa bernyanyi? Orang bilang suaraku bagus” Kyuhyun mengamati pergerakan badan gadis ini yang masih memilih-milih buku.

“Bisa. Lalu kenapa jika suaramu bagus?” Tanyanya tanpa harus menoleh pada pria di sampingnya.

“Kita bisa bernyanyi bersama untuk menghibur diri masing-masing”

“Aku sedang tidak ingin bernyanyi” Serunya yang masih fokus pada buku-buku yang akan menjadi pilihannya untuk di baca siang ini.

“Jadi, apa saja yang  kau bisa?”

“Aku lulusan terbaik disana. Aku bisa bernyanyi, aku pandai menari, aku photographer yang handal, aku ahli dalam hal mencoret-coretkan cat minyak di atas kanvas….”

“Melukis maksudmu?” Potong Kyuhyun.

“Yes, dan aku juga pemaham semua teori tentang seni. Sejarahnya, dan lain sebagainya” Bangga gadis ini saat menjelaskan bagaimana kehebatan yang Ia miliki. Disertai dengan pengangkatan bahu di akhir kalimat, menunjukkan seolah-olah Ia menyombongkan diri dengan mengisyaratkan Apa-Yang-Aku-Tidak-Bisa?

                                                                        ***

“Channie~ya!” bentak pria yang sudah merasa jengkel akibat kelakukan kekasihnya yang sedari tadi hanya tertawa mendengar semua curahannya.

“Ya ya ya, baik baik, aku akan berhenti tertawa, tapi…. Buahahahaha” Sebulir air mata keluar melalui ujung matanya, sambil masih tertawa dengan keras, Ia menghapus air matanya. Tangannya kini beralih pada perutnya yang sudah terasa sakit akibat tawanya yang tidak pernah berhenti.

“Channie~ya, aku mohon berhenti!” Pria itu menggenggam tangan kekasihnya dengan lembut seraya memohon. Gadis di hadapannya seketika berhenti tertawa, walaupun sirat kekonyolan di wajahnya masih terasa dengan kental.

“Sudah? Kau tidak akan tertawa lagi kan?” Gadis itu menggeleng sembari tersenyum menampilkan eye-smilenya yang indah. Satu-satunya hal yang membuat pria di hadapannya ini selalu merasakan rindu yang berlebihan adalah karena bagaimana dia bersikap seolah-olah selalu memohon untuk pria ini tidak pernah lepas dari hatinya.

“Hei, Hyun~ah!” Pekik Riechan saat melihat Kyuhyun sedang berjalan menghampiri mereka berdua.

“Hampir seribu kali aku bilang padamu, jangan pernah memanggilku Hyun~ah, Rie~ya!” Gadis itu tersenyum, meninggalkan prianya yang masih menggurat sebuah senyuman di wajah polosnya.

“Aku dengar kau tinggal dengan seorang gadis sekarang? Ya Tuhan, yang benar saja! Dari seribu wanita yang selalu bergelayut manja di hidupmu itu, ternyata kau memilih satu dari wanita itu untuk tinggal bersamamu ya? Kapan acara pernikahan itu akan dilaksanakan?” Bibir mungilnya tidak henti untuk mengeluarkan seluruh kata-kata yang sudah tergambar dengan jelas di otaknya. Kyuhyun meraih puncak kepala kekasih sahabatnya itu lalu merangkulnya. Membawanya untuk duduk pada sofa yang sempat Ia tinggalkan tadi.

“Jangan asal bicara. Kau tau dari mana soal itu? Dari pria sok tahu ini?” Kyuhyun menaikkan dagunya menunjuk Lee Donghae, kekasih satu-satunya sahabat wanita yang Ia punya.

“Menurutmu? Jahat sekali kau Hyun~ah, kita sudah bersahabat sejak berapa tahun yang lalu? 5? Atau 10? Tapi kau tidak mengabariku tentang hal ini? Awas saja!” Riechan menggeser tempat duduknya semakin dekat dengan Lee Donghae. Berpura-pura marah dengan Kyuhyun selalu menjadi sesuatu hal yang tidak lagi asing bagi Kyuhyun. Gadis ini selalu saja bisa membuatnya tersenyum hanya karena tingkahnya yang kekanak-kanakan.

“Gadis yang tinggal bersamaku itu bukan termasuk kepada 1000 wanita yang bergelayut manja padaku. Tapi dia adalah Gadis Keturunan Russia yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kehidupanku. Aneh? Jangan tanyakan padaku mengapa!”

“Boleh aku bertemu dengannya?”

“Tidak! Tidak akan pernah boleh! Kecuali kalau kau tidak sengaja bertemu dengannya!” Tolak Kyuhyun langsung.

“Jangan tanya padaku mengapa!” Lanjut Kyuhyun lagi saat bibir mungil sahabatnya itu sudah siap untuk meluncurkan sebuah pertanyaan yang Kyuhyun sudah duga.

“Ya! Kyuhyun~ah! Kau tidak kasihan padanya? Setiap hari kau mengurungnya di dalam rumah seorang diri!” Kali ini Lee Donghae angkat bicara, mencoba mencari pembelaan pada gadis yang sebelumnya belum pernah Ia kenal.

“Resiko. Kau tau resiko?” Jawab Kyuhyun acuh.

“Hae~ya, sepertinya kita harus mulai mengajari bagaimana sahabat kita yang satu ini bersikap lemah lembut dan mengerti wanita” Usul Riechan sambil menyandarkan kepalanya manja pada bahu kekasihnya. Tangan Lee Donghae merangkul Riechan seraya telapak tangannya terus mengelus rambut kekasihnya itu dengan lembut.

“Hae~ya, Rie~ya, sepertinya kalian juga harus mulai belajar bagaimana caranya untuk tidak pernah membuat orang lain merasa iri dengan kalian. Jaga sikap, itu maksudku” Kyuhyun bangkit dari duduknya. Tangan Donghae dengan sigap menahan pergelangan tangan Kyuhyun, sirat kekesalan di dahinya semakin terlihat dengan jelas saat dia memperlihatkan bagaimana kerutan-kerutan di dahinya itu semakin banyak.

“Kau sudah makan?” Kyuhyun menggeleng. Riechan langsung bangkit dari duduknya dan menyikut lengan Kyuhyun. Meninggalkan Donghae yang masih sibuk membereskan diri—memakai jas dan membenarkan dasinya—

“Kita akan ke cafe biasa, Hyun~ah. Bernostalgia? Kapan lagi kau punya waktu senggang seperti ini, ya kan?” Seru Riechan sambil menampilkan eye-smilenya. Kyuhyun tersenyum. Tangannya terangkat untuk mencubit pipi Riechan. Bahkan sampai Ia harus menoleh ke belakang untuk berbicara pada Donghae-pun, Ia masih belum melepaskan cubitan di pipi gadis itu.

“Donghae~ya! Aku pinjam pipi kekasihmu! Kajja, Channie~ya!” Kyuhyun menggunakan tangan kanannya untuk merangkul bahu Riechan, dan tangan kirinya masih saja belum melepaskan cubitan pada pipi Riechan. Dengan suara yang terdengar sedikit tidak jelas, Riechan berkomentar.

“Jangan panggil aku dengan sebutan Channie~ya! Kau bukan Lee Donghae, Cho Kyuhyun! Lepaskan! Persetan!” Kyuhyun semakin mengeratkan rangkulannya pada leher Riechan, mendekap gadis itu hingga wajahnya mau tidak mau harus tenggelam pada dada bidang Kyuhyun sebelah kanan. Tangannya tidak pernah berhenti untuk memukuli badan Kyuhyun. Donghae yang berjalan dengan santai di belakang mereka berdua hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepala. Pemandangan yang seperti ini benar-benar bukan sesuatu yang asing lagi baginya. Bagaimana sahabatnya, Cho Kyuhyun selalu saja menggoda kekasihnya, Choi Riechan.

Tbc—

Nb :

Hohohoho di Prolog kemaren, sedikit merasa kecewa ya gara-gara yang comment itu ternyata sedikit banget. Karena yang comment sedikit, aku jadi males deh buat ngebalesinnya^^v kecuali yang ada di blog pribadi, pasti langsung dibalesin. Kalau yang di FFIndo, aku males balesin wkwkwk

Gimana? Ceritanya kurang seru ya? Kurang memuaskan? Kalau di part 1 ini yang comment kurang dari 30, ceritanya ga akan aku lanjutin. Maaf, bukannya gimana-gimana, tapi aku biasanya dapet comment lebih dari 30 (di FFIndo) kalau di blog pribadi aku sih, karena masih banyak yang belum tau, jadi paling2 yang comment masih 20-40an aja hehehe. Kalau ternyata Cuma sedikit yang suka sama ceritanya, yaaaa dengan berat hati aku bakalan memberhentikan FF ini hohohoho. Sorry, ini bukan sebuah gertakan ataupun ancaman. Tapi jujur, saya itu malas melakukan sesuatu tanpa adanya dukungan. Nah, dukungan dari kalian ini ya berupa comment, gitu loh hahaha. Walaupun, dengan aku tau kalian udah mau baca cerita aku aja, aku udah makasih banget. Tapi kalau sambil ninggalin comment kan kayanya lebih enak gitu loh :p

Yaudah lah, udah malem. Mau persiapan buat ulangan fisika besok! Bye Bye^^